Menu Atas

Saturday, March 10, 2012

Antara Maslow Dan Lelakiku

Lelaki yang satu ini, bisa dengan lantangnya berkata “ya gw emang egois”, yup lelaki ini memang egois. Tapi berapa orang sich yang tahu bahwa sebenarnya dibalik sikap egois lelaki ini, itu karena rasa tidak aman yang ada di dirinya? Karena takut terluka jadi lelaki ini memilih untuk “melukai” terlebih dahulu, karena takut dikhianati lelaki ini tidak pernah memberi orang lain control akan dirinya, karena tidak percaya diri lelaki ini jadi bersikap defensive dengan orang lain. Karena bagi lelaki ini mengakui perasaannya berarti membuka peluang orang untuk menyakitinya.

Lelaki yang satu ini bisa dengan tega berkata “iya dia harus merasakan apa yang gw rasakan” padahal belum tentu itu orang yang sama yang memperlakukan dia salah berdasarkan persepsinya sendiri. Yup memang sedikit aneh, tapi dendam yang meledak-ledak dan tidak terarah memang khas lelaki ini bangetzzz dech. Tapi Berapa orang sich yang tahu alasan sesungguhnya tingkah lakunya yang aneh ini karena dia merasa kurang dicintai dan diperhatikan?


Lelaki yang satu ini bisa dengan santai berkata “malas gw kalau ada saingan”. Yup dia memang kurang percaya diri. Tapi berapa orang sich yang sadar kalau itu dia lakukan karena dia merasa kurang mendapat penghargaan akan prestasi dari orang-orang sekitarnya? Akhirnya dia sendiri malah tidak bisa menghargai prestasi dirinya sendiri dan dengan gampang mundur teratur sebelum berperang. 
 
Lelaki yang satu ini bisa dengan cuek berkata “gak gw gak bisa” atau “ ya bukan tugas gw”. Yup gak ada usahanya bangetzzz yach. Tapi berapa orang yang tahu alasan dia tidak berkata itu karena minimnya motivation of achievement. Dia memang paling gak bisa mengambil hati atasannya apalagi wanitanya. Tapi itu karena dia merasa tidak aman, tidak di cintai, tidak di hargai jadinya dia tidak mau mencoba sesuatu yang belum tentu tidak bisa dia kerjakan.

Lelaki yang satu ini dengan tidak meyakinkan berkata “ya kalau mau dibilang puas ya puas” ketika ditanya sudah puaskah lelaki ini dengan apa yang sudah di capainya sekarang. Dan percaya dech dia menipu dirinya sendiri dengan berkata puas, karena sesungguhnya dia belum puas dengan apa yang sudah dicapainya dan terlebih dengan dirinya sendiri.

Padahal kalau lelaki ini sejenak mau merenung dan melihat kesekelilingnya maka dia akan menemukan kalau dirinya sebenarnya aman karena dikeliling’in oleh orang-orang yang mencintai dan menghargai lelaki ini tanpa ada embel-embel pamrih, yang akan selalu mendukung dan bukan mengkhianatinya, yang ada bukan hanya disaat lelaki ini senang tapi juga di situasi terburuk. Hanya saja lelaki ini tidak melihatnya dengan seksama, karena kadang lelaki ini hanya mau melihat apa yang lelaki ini mau lihat saja sich. Terlebih disaat emosi tingkat tinggi, wah logikanya berkabut dech, yang akhirnya bisa jadi lelaki ini akan mengeluarkan kata-kata atau tindakan-tindakan yang akan disesali kemudian. Untungnya karena orang-orang disekelilingnya mencintainya tanpa pamrih, mereka tidak akan balik mendendam dech.
 
sst…cerita ini antara kita saja yach, soalnya lelaki ini kurang suka mendengar kritikan tentang dirinya, itu karena lelaki ini tidak siap mendengar apa yang sebenarnya lelaki ini sudah ketahui sich. Oya jangan sampai diketahui teman-temannya lelaki ini juga yach, karena bisa-bisa mereka akan tertawa keras entah mentertawakan kenaifanku atau malah menertawakan lelaki ini. Jangan-jangan aku malah dianggap tidak tahu apa-apa mengenai lelaki ini oleh teman-temannya. Tapi yang paling tahu coretan ini benar atau tidak yach si lelaki ini sich, jadi yach terserah lelaki ini saja mempresentasikan coretan ini.

No comments:

Post a Comment