Lelaki
yang satu ini, bisa dengan lantangnya berkata “ya gw emang egois”, yup
lelaki ini memang egois. Tapi berapa orang sich yang tahu bahwa
sebenarnya dibalik sikap egois lelaki ini, itu karena rasa tidak aman
yang ada di dirinya? Karena takut terluka jadi lelaki ini memilih untuk
“melukai” terlebih dahulu, karena takut dikhianati lelaki ini tidak
pernah memberi orang lain control akan dirinya, karena tidak percaya
diri lelaki ini jadi bersikap defensive dengan orang lain. Karena bagi
lelaki ini mengakui perasaannya berarti membuka peluang orang untuk
menyakitinya.
Lelaki
yang satu ini bisa dengan tega berkata “iya dia harus merasakan apa
yang gw rasakan” padahal belum tentu itu orang yang sama yang
memperlakukan dia salah berdasarkan persepsinya sendiri. Yup memang
sedikit aneh, tapi dendam yang meledak-ledak dan tidak terarah memang
khas lelaki ini bangetzzz dech. Tapi Berapa orang sich yang tahu alasan
sesungguhnya tingkah lakunya yang aneh ini karena dia merasa kurang
dicintai dan diperhatikan?
Lelaki
yang satu ini bisa dengan santai berkata “malas gw kalau ada saingan”.
Yup dia memang kurang percaya diri. Tapi berapa orang sich yang sadar
kalau itu dia lakukan karena dia merasa kurang mendapat penghargaan akan
prestasi dari orang-orang sekitarnya? Akhirnya dia sendiri malah tidak
bisa menghargai prestasi dirinya sendiri dan dengan gampang mundur
teratur sebelum berperang.
Lelaki
yang satu ini bisa dengan cuek berkata “gak gw gak bisa” atau “ ya
bukan tugas gw”. Yup gak ada usahanya bangetzzz yach. Tapi berapa orang
yang tahu alasan dia tidak berkata itu karena minimnya motivation of
achievement. Dia memang paling gak bisa mengambil hati atasannya apalagi
wanitanya. Tapi itu karena dia merasa tidak aman, tidak di cintai,
tidak di hargai jadinya dia tidak mau mencoba sesuatu yang belum tentu
tidak bisa dia kerjakan.
Lelaki
yang satu ini dengan tidak meyakinkan berkata “ya kalau mau dibilang
puas ya puas” ketika ditanya sudah puaskah lelaki ini dengan apa yang
sudah di capainya sekarang. Dan percaya dech dia menipu dirinya sendiri
dengan berkata puas, karena sesungguhnya dia belum puas dengan apa yang
sudah dicapainya dan terlebih dengan dirinya sendiri.
Padahal
kalau lelaki ini sejenak mau merenung dan melihat kesekelilingnya maka
dia akan menemukan kalau dirinya sebenarnya aman karena dikeliling’in
oleh orang-orang yang mencintai dan menghargai lelaki ini tanpa ada
embel-embel pamrih, yang akan selalu mendukung dan bukan
mengkhianatinya, yang ada bukan hanya disaat lelaki ini senang tapi juga
di situasi terburuk. Hanya saja lelaki ini tidak melihatnya dengan
seksama, karena kadang lelaki ini hanya mau melihat apa yang lelaki ini
mau lihat saja sich. Terlebih disaat emosi tingkat tinggi, wah logikanya
berkabut dech, yang akhirnya bisa jadi lelaki ini akan mengeluarkan
kata-kata atau tindakan-tindakan yang akan disesali kemudian. Untungnya
karena orang-orang disekelilingnya mencintainya tanpa pamrih, mereka
tidak akan balik mendendam dech.
sst…cerita
ini antara kita saja yach, soalnya lelaki ini kurang suka mendengar
kritikan tentang dirinya, itu karena lelaki ini tidak siap mendengar apa
yang sebenarnya lelaki ini sudah ketahui sich. Oya jangan sampai
diketahui teman-temannya lelaki ini juga yach, karena bisa-bisa mereka
akan tertawa keras entah mentertawakan kenaifanku atau malah
menertawakan lelaki ini. Jangan-jangan aku malah dianggap tidak tahu
apa-apa mengenai lelaki ini oleh teman-temannya. Tapi yang paling tahu
coretan ini benar atau tidak yach si lelaki ini sich, jadi yach terserah
lelaki ini saja mempresentasikan coretan ini.
No comments:
Post a Comment